BUSINESS PLAN (TELUR ASIN PUYUH “NONE”)
A. Latar Belakang
Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya hewan tertentu berkembangbiak dengan menghasilkan telur, akan tetapi dari sekian telur yang dihasilkan oleh beberapa hewan hanya beberapa jenis telur saja yang biasa diperdagangkan dan dikonsumsi oleh manusia yaitu telur ayam, telur puyuh, telur ikan dan telur itik. Telur puyuh yang dibutuhkan konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu telur puyuh segar atau belum diproses dan telur puyuh olahan, yang salah satunya dapat diolah menjadi telur asin.
Berdasarkan daya gunanya, telur memiliki jangkauan pasar yang sangat luas. Selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, telur juga digunakan oleh Industri Makanan dan Farmasi, baik yang berskala kecil atau rumah tangga (home industri) maupun skala menengah dan besar, misalnya : industri makanan olahan, industri kosmetik, rumah sakit, asrama, hotel, rumah makan dan sebagainya. Semua industri tersebut, memerlukan telur dalam jumlah besar setiap harinya.
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur sebagai bahan makanan yang paling praktis digunakan, serta tidak mengalami pengolahan yang sulit, yang dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat dan lain sebagainya.
Kualitas telur bagian luar yang berupa cangkang dapat dilihat dari bentuknya, keutuhannya, warnanya, teksturnya, dan kebersihan kulitnya. Telur puyuh yang akan diasinkan harus memenuhi persyaratan seperti masih segar, baru, bersih dari kotoran serta kulit atau cangkangnya masih utuh dan tidak retak, berbentuk oval sempurna (salah satu ujungnya menumpul dan ujung lainnya agak runcing) dengan cangkang berwarna belang (hitam putih).
Kualitas telur segar bagian dalam tidak bisa dipertahankan tanpa perlakuan khusus. Di ruang terbuka (suhu kamar), telur segar hanya mempunyai masa simpan yang pendek. Lama penyimpanan ini akan menentukan kondisi telur. Semakin lama disimpan, kualitas dan kesegaran telur semakin merosot. Telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari duaminggu. Kerusakan ini biasanya ditandai dengan kocaknya isi telur dan bila dipecah isinya tidak mengumpul lagi.
Mengingat daya simpan telur amat rendah, maka perlu penanganan tambahan jika mau disimpan lebih lama. Ada beberapa cara untuk mengawetkan telur, tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni pengawetan telur dalam bentuk segar dan dalam bentuk olahan. Telur asin merupakan produk pengawetan telur bentuk olahan. Telur asin dapat diawetkan dengan berbagai cara dan bahan pengawet. Diantaranya menggunakan daun jambu biji, minyak kelapa, air hangat dan direndam dalam larutan garam dapur NaCl 25-40%. Larutan garam dapur selain memberi rasa asin dapat berfungsi sebagai pengawet. Garam yang merasuk ke dalam telur akan berfungsi sebagai antiseptik dan pengendali mikroorganisme penyebab pembusukan. Telur puyuh yang tidak diawetkan hanya dapat bertahan selama 14 hari jika disimpan pada suhu ruangan. Lebih dari itu, telur akan membusuk.
Manfaat dari telor asin puyuh adalah mengandung vitamin B1, B2, A, Zat Besi , Kalium dan Protein yang tinggi, kaya akan Kolin (Kolin : Zat penting untuk perkembangan fungsi otak, hingga dapat memperkuat daya ingat dan mengurangi kepikunan pada usia lanjut), tidak memiliki kolesterol jahat dan kaya dengan kolesterol baik, mengandung senyawa Lotein dan Zeaksatin yang dapat melindungi mata dari kerusakan dengan cara memfilter sinar biru, mengandung protein Ovomusoid (Ovomusoid : Zat anti alergi), mengandung unsur Purin yang rendah, meningkatkan kekebalan tubuh, membantu memperbaiki proses metabolisme tubuh, sangat bagus untuk nutrisi otak, mengandung zat anti kanker, memperlambat proses penuaan, dan mereduksi resiko penyakit tumor.
B. Idenitas Pemilik
C. Data Perusahaan
1. Identitas Perusahaan
D. Aspek Produksi
1. Peralatan Produksi
2. Bahan baku
Bahan baku utama industri telur asin adalah telur puyuh yang diperoleh dari hasil peternakan puyuh petelur yang dikelola sendiri. Untuk menjaga mutu dari telur asin yang dihasilkan, maka bahan baku telur puyuh umumnya berukuran besar, masih segar dan tidak retak
E. Aspek Pemasaran
Strategi pemasaran produk dalam aspek pasar dan persaingan. Tingginya minat masyarakat terhadap produk telur asin terbukti dengan meningkatnya konsumsi telur asin belakangan ini. Hal ini dikarenakan masyarakat yang merupakan calon konsumen menyukai lauk-pauk yang gurih, murah, dan bergizi. Telur asin telah ada sejak lama, namun dikembangkan kembali dengan variasi produk dengan menambahkan aneka aroma, menjadikan prospek usaha ini tergolong cerah. Bentuk pasar yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna yang langsung kepada konsumen dari berbagai dari berbagai daerah dan tingkat ekonomi.
Segmentasi dan target pemasaran. Target utama dari pemasaran produk ini adalah rumah/warung makan serta konsumen lain yang berasal dari berbagai tingkat ekonomi. Dengan kebijakan harga yang tidak terlalu mahal diharapkan produk ini mampu menarik perhatian konsumen dari berbagai kalangan.
Manajemen Pemasaran. Analisis yang digunakan dalam manajemen pemasaran produk ini, mengacu pada bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P agar target pemasaran yang di inginkan dapat tercapai, yaitu:
1. Kebijakan produk (product)
a. Mutu
Telur asin puyuh ini dibuat dengan cara alami namun bermutu tinggi, lebih tahan lama, dan rasa lebih nikmat. Pengendalian terhadap kualitas mutu dilakukan setiap melakukan kegiatan produksi yakni dengan memperhatikan bahan baku adonan sebelum proses produksi supaya mutunya lebih terjaga lagi.
b. Merek
Pemberian nama merek dilakukan agar konsumen mudah mengingat produk yang dihasilkan. Merek “NONE” ini dibuat secara tidak sengaja, dan hanya asal sebut saja karena keceplosan dalam bicara. Walaupun pemberian namanya hanya asal, tetapi nilai jual dari merek tersebut lumayan bagus, karena simpel dan mudah diingat oleh konsumen.
c. Tampilan
Tampilan telur yang besarnya sama rata dan juga bersih bila dilihat bisa menarik pembeli akan bentuk tersebut.yang menganalogikan kesan higienis dari produk itu hingga bisa lebih meyakinkan konsumen untuk membeli.
2. Kebijakan harga (price)
Kebijakan harga dari produk telur asin puyuh “NONE” ini adalah sebesar Rp. 750 tiap butir. Hal ini sudah mempertimbangkan biaya produksi dan laba yang diinginkan.
3. Pemasaran
Pemasaran produk ini akan dilakukan di daerah Purwokerto dan sekitarnya. Pendistribusian produk ini akan dilakukan dengan 3 jalur yaitu: dijual langsung kepada konsumen, melalui pengecer, dan distributor.
4. Promosi
Promosi telur asin puyuh “NONE” akan dilakukan dengan beberapa media, antara lain;
a. Leaflet
Leaflet dibagikan kepada calon yang berada di sekitar tempat produksi. Isi leaflet akan menjelaskan keunggulan dari telur asin puyuh “NONE” sehingga diharapkan calon konsumen akan tertarik.
b. Manusia
Manusia merupakan media yang efektif untuk mengenalkan suatu produk. Dengan perantara orang baik melalui cerita ataupun ajakan, diharapkan konsumen akan lebih tertarik dan membeli telur asin puyuh “NONE”.
F. Aspek Keuangan
1. Peralatan produksi
Tabel 2. Peralatan produksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar